Sudah hampir 2 bulan aku berteman dan berkomunikasi dengan Rendi. Dia anak yang baik aku hanya sedikit salah menilainya. Kadang kita tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja tetapi dari dalam hatinya juga. Karena yang luarnya baik belom tentu hatinya baik dan yang luarnya jahat belum tentu sejahat hatinya.
Aku memiliki 2 sahabat yang baik, mereka
juga cantik. Sahabatku yang ini dia rambutnya panjang, badannya tinggi matanya
sedikit belo,baik tapi suka bikin kesel gitu hehe namanya Fitri Ania. Sahabatku
yang satu ini Rambutnya sedikit keriting, matanya belo dia juga tinggi, namanya
Putri Ardita.
Mereka sudah ku anggap seperti keluarga,
kedua orang tua kami sudah saling kenal. Jadi tidak heran kalo kami sering main
sama sama dan selalu di kamarku, kamar selalu berantakan karena Fitri dan Putri
tapi mereka juga tidak mau merapikannya. Aku hanya tersenyum melihatnya ya
walaupun sedikit mengesalkan haha.
Kami satu sekolah tapi kami tidak
sekelas. Aku di jurusan Ips, Fitri Biologi dan Putri Fisika. Walaupun begitu
tidak akan menghancurkan persahabatan kami. Kami bersahabat sudah hampir 3
tahun dari sejak awal masuk SMA. Dan kami bertiga juga jomblo loh, hahaha.
Sudah lama kami tidak berkumpul bersama karena kesibukan tugas sekolah yang
banyak sekali sampai tak terhingga. Hari ini aku mengajak mereka nonton.
“Cha bayarin nonton ya?” Fitri membujukku
“Wooo
bayar sendiri!”
“Yeh kan kamu yang ngajakin cha”
“Putri,
bayarin aku ya”
“Minta sama Chaca sana!”
“Ayok
ah filmnya mau mulai tuh”
Selesai kami menonton kami berkeliling
menusuri Mall yang tidak ada tujuannya. Setelah kami lelah kami memutuskan
untuk pulang. Tapi ada seseorang yang memanggilku dari kejauhan memakai kemeja
biru dengan celana jeans.
“Chaca, tunggu”
“Rendi?
Ko ada di sini juga?”
“Iya tadi lagi temenin mamah shopping terus
ngeliat chaca, hehe”
“Oh
iya, kenalin ini dua sahabat aku, Fitri dan Putri”
“Putri”
“Fitri”
“Rendi,
oh iya cha aku ke sana dulu ya, hati hati di jalan.
Ternyata aku bertemu dengan Rendi, dia
ganteng sekali haha. Fitri dan Putri sibukdengan sosial media mereka yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.
Hari
ini adalah hari yang minggu yang sangat cerah. Dan aku harus menerima kabar
yang tidak baik karena Putri harus pindah ke Bandung, karena pekerjaan ayahnya.
Aku dan keluargaku bergegas menju ke rumah Putri. Begitu juga dengan Fitri dan
keluarganya. Kami berkumpul di rumah Putri. Aku tidak percaya Putri sahabatku
akan meninggalkanku dengan Fitri secepat ini. Keluarga kami saling bertukar
cerita dan aku Fitri dan juga Putri berkumpul di kamar Putri.
“ Put kenapa kamu ikut pergi ke Bandung?”
tanya ku dengan menangis”
“maaf
ya, aku sebenernya sudah lama ingin kasih tau kalian soal ini tapi aku takut
buat kalian sedih”
“kamu ninggalin kita berdua di sini?”
“mau
gimana lagi, aku sebenernya gak mau ikut tapi aku harus ikut”
“nanti kamu lupain aku sama Fitri?”
“Aku
janji setiap libur sekolah akan berlibur ke sini”
Fitri hanya menangis tidak mau berbicara
sedikit pun. Ya memang sedih kehilangan seorang sahabat yang akan meninggalkan
kita. Padahal kami sudah seperti keluarga. Aku hanya berharap Putri di Bandung
akan selalu baik baik saja bersama keluarganya.
Hari
ini tepat pukul 3 sore Putri berangkat dari rumah. Aku, Fitri dan juga keluarga
kami sangat sedih melihat mereka meninggalkan kami semua. Memamng benar dimana
ada pertemuan di situ pula ada perpisahan.
Walaupun jarak yang memisahkan kita itu
tidak akan pernah menghancurkan persahabataan kami. Kini hanya tinggal aku
dengan Fitri. Komuunikasi kami dengan Putri tidak pernah putus sekali pun. Aku
dan Fitri sangat merindukan kehadiran Putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar