Bersambung3
Sudah
hampir 2 bulan aku dengan Rendi saling berbagi cerita. Kedekatan kami sangat
erat, Seperti aku Fitri dan Putri. Bahkan banyak yang mengira kami adalah
seorang kekasih, padahal kami hanya berteman.
Malam
ini Rendi mengajakku ke suatu tempat dan dia masih merahasiakannya. Entah
kenapa aku tidak menolak permintannya. Malam ini Rendi menjemputku di rumah
pukul 07 malam.
“Tiiiinnnn”
“Udah
sampai? Berangkat sekarang?” Rendi hanya diam melihat penampilanku yang
menurutku biasa saja dengan menggunakan aksesoris di tangan dan di leherku”
“Kamu canti banget! Ayo naik”
Aku tidak mengerti apa yang
dibicarakan Rendi. Sepanjang perjalanan aku hanya diam menikmati indahnya angin
malam.
Di
Taman
“Kamu
liat betapa indahnya langit di atas sana?”
“Iya indah sekali, ini adalah anugrah dari
tuhan”
“Iya
memang, seperti bintang diatas sana yang sangat indah tapi tak pernah bisa ku
miliki”
“Maksud kamu?”
“Aku
mencintaimu Cha!”
Deeg.. kalimat yang dibicarakan Rendi
membuat aku terdiam dan menatapnya sangat dalam. Hati dan pikiranku terasa
berantakan.
Aku
tidak mengerti, kenapa ia mencintaiku, karena banyak di luar sana perempuan
yang ingini memilikinya. Kenapa dia harus memilih aku? Aku tidak cantik seperti
yang lain. Aku tidak menjawab pertanyaan Rendi. Aku masih terlalu takut untuk
bermain cinta setelah sekian lama aku melupakan seseorang yang sangat aku
cintai.
Tidak mudah menerima seseorang karena
masih mengharapkan masa lalu yang mungkin harus di lupakan. Aku masih sangat
mencintai masa lalu ku. Namun di sisi lain aku harus melupakannya dan kini ada
seseorang yang hadir untuk menghapus luka luka untuk mengganti dengan kisah
baru.
Aku
belajar untuk menincati dan menerima Rendi. Ku yakin dia yang terbaik untukku.
Suasana semakin larut dan waktu terasa
begitu cepat dan aku harus pulang karna waktu sudah menunjukkan pukul 9. Rendi
mengantarku sampai di depan rumah. Lambaian tanggannya dengan penuh kebahagiaan
dan harapan sebelum ia pergi meninggalkanku.
Aku masuk kamar dan merebahkan badanku
yang sangat lelah tapi terasa bahagia. Aku menatap langit langit kamarku. Ada
pertanyaan yang tiba tiba muncul di fikiranku. Apa kah Rendi benar benar
mencintaiku? Atau dia hanya ingin mempermainkan perasaanku?.
Tidak tau dari mana datangnya ka Rani
tiba tiba sudah ada disampingku.
“Ciee yang lagi bahagia”
“Apa
deh ka. Engga si”
“Itu
dari tadi senyum senyum sendiri”
“Ka menurut kaka apa Rendi anak yang baik?”
“Iya
dia baik, kenapa? Kamu jatuh cinta dengannya?”
“Rendi mencintaiku ka, aku tidak tau harus
menerimanya atau tidak”
“Kenapa
tidak kamu terima?”
“Aku takut ia menyakitiku”
“Kamu
tidak akan tau bagaiman rasanya dia tulus denganmu sedangkan kamu masih takut
karena tersakiti? Semua memang akan tersakiti tapi jika dia benar benar
mencintaimu dia tidak akan menyakiti kamu”
“Iya ka, aku coba menerimanya”
“Oke,
traktir ya kalo pacaran hehe” ka Rani meledek dan meninggalkanku di kamar.
Ka Rani selalu menjadi teman curhatku
dan dia selalu memberiku solusi yang baik. Tapi dia kadang mengeselakan suka
menjailiku tapi dia tetap kaka nomer satu yang paling baik bagiku.
Dreeetttttt.. dreeettttt
Suara
hapeku bergetar dan satu panggilan di layar hapeku dengan nama Rendi.
“Hallooo cha?”
“Iya
Ren ada apa?”
“Bagai mana jawabanmu?”
“Aku
masih takut Ren!”
“Takut apa? Takut aku menyakitimu? Aku tidak
akan menyakitimu. Aku akan menjagamu, menyayangi dan mencitaimu dengan tulus.”
“Baik
lah. Kita jalani untuk kedepannya”
“Terimakasih telah mengizinan ku untuk
mencintaimu, selamat malam peri kecil ku”
“Tuuuuuuutttt” aku mengakhiri telfon.
Tuhan, jika
memang dia yangterbaik
Izinkan kami
untuk menajalani
Hubungan ini
dengan baik
Dia memang bukan
yang pertama
Tapi aku ingin
dia yang terakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar