Selasa, 26 Mei 2015

ThankYouGod

Bersambung3


Sudah hampir 2 bulan aku dengan Rendi saling berbagi cerita. Kedekatan kami sangat erat, Seperti aku Fitri dan Putri. Bahkan banyak yang mengira kami adalah seorang kekasih, padahal kami hanya berteman.
Malam ini Rendi mengajakku ke suatu tempat dan dia masih merahasiakannya. Entah kenapa aku tidak menolak permintannya. Malam ini Rendi menjemputku di rumah pukul 07 malam.
 “Tiiiinnnn”
“Udah sampai? Berangkat sekarang?” Rendi hanya diam melihat penampilanku yang menurutku biasa saja dengan menggunakan aksesoris di tangan dan di leherku”
 “Kamu canti banget! Ayo naik”
           Aku tidak mengerti apa yang dibicarakan Rendi. Sepanjang perjalanan aku hanya diam menikmati indahnya angin malam.
     Di Taman
“Kamu liat betapa indahnya langit di atas sana?”
 “Iya indah sekali, ini adalah anugrah dari tuhan”
“Iya memang, seperti bintang diatas sana yang sangat indah tapi tak pernah bisa ku miliki”
 “Maksud kamu?”
“Aku mencintaimu Cha!”
         Deeg.. kalimat yang dibicarakan Rendi membuat aku terdiam dan menatapnya sangat dalam. Hati dan pikiranku terasa berantakan.
Aku tidak mengerti, kenapa ia mencintaiku, karena banyak di luar sana perempuan yang ingini memilikinya. Kenapa dia harus memilih aku? Aku tidak cantik seperti yang lain. Aku tidak menjawab pertanyaan Rendi. Aku masih terlalu takut untuk bermain cinta setelah sekian lama aku melupakan seseorang yang sangat aku cintai.
        Tidak mudah menerima seseorang karena masih mengharapkan masa lalu yang mungkin harus di lupakan. Aku masih sangat mencintai masa lalu ku. Namun di sisi lain aku harus melupakannya dan kini ada seseorang yang hadir untuk menghapus luka luka untuk mengganti dengan kisah baru.
Aku belajar untuk menincati dan menerima Rendi. Ku yakin dia yang terbaik untukku.
         Suasana semakin larut dan waktu terasa begitu cepat dan aku harus pulang karna waktu sudah menunjukkan pukul 9. Rendi mengantarku sampai di depan rumah. Lambaian tanggannya dengan penuh kebahagiaan dan harapan sebelum ia pergi meninggalkanku.
         Aku masuk kamar dan merebahkan badanku yang sangat lelah tapi terasa bahagia. Aku menatap langit langit kamarku. Ada pertanyaan yang tiba tiba muncul di fikiranku. Apa kah Rendi benar benar mencintaiku? Atau dia hanya ingin mempermainkan perasaanku?.
         Tidak tau dari mana datangnya ka Rani tiba tiba sudah ada disampingku.
 “Ciee yang lagi bahagia”
“Apa deh ka. Engga si”
“Itu dari tadi senyum senyum sendiri”
 “Ka menurut kaka apa Rendi anak yang baik?”
“Iya dia baik, kenapa? Kamu jatuh cinta dengannya?”
 “Rendi mencintaiku ka, aku tidak tau harus menerimanya atau tidak”
“Kenapa tidak kamu terima?”
 “Aku takut ia menyakitiku”
“Kamu tidak akan tau bagaiman rasanya dia tulus denganmu sedangkan kamu masih takut karena tersakiti? Semua memang akan tersakiti tapi jika dia benar benar mencintaimu dia tidak akan menyakiti kamu”
 “Iya ka, aku coba menerimanya”
“Oke, traktir ya kalo pacaran hehe” ka Rani meledek dan meninggalkanku di kamar.
        Ka Rani selalu menjadi teman curhatku dan dia selalu memberiku solusi yang baik. Tapi dia kadang mengeselakan suka menjailiku tapi dia tetap kaka nomer satu yang paling baik bagiku.
  Dreeetttttt.. dreeettttt
Suara hapeku bergetar dan satu panggilan di layar hapeku dengan nama Rendi.
     “Hallooo cha?”
“Iya Ren ada apa?”
   “Bagai mana jawabanmu?”
“Aku masih takut Ren!”
  “Takut apa? Takut aku menyakitimu? Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan menjagamu, menyayangi dan mencitaimu dengan tulus.”
“Baik lah. Kita jalani untuk kedepannya”
 “Terimakasih telah mengizinan ku untuk mencintaimu, selamat malam peri kecil ku”
     “Tuuuuuuutttt” aku mengakhiri telfon.
Tuhan, jika memang dia yangterbaik
Izinkan kami untuk menajalani
Hubungan ini dengan baik
Dia memang bukan yang pertama
Tapi aku ingin dia yang terakhir
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar