Senin, 25 Mei 2015

Sendiri Bersama Malaikat Kecilku

Hari ini adalah hari pernikahanku. setelah selesai wisuda tiga bulan yang lalu aku menerima lamaran dari mantan kekasihku dulu. Kini ia sudah menjadi pengusaha sukses. Seharusnya memang aku sudah tidak lagi bersamanya. Tapi jodoh dan tulang rusukku adalah dia.
Kini kami akan menjalani kehidupan baru. Memulai semuanya dari nol. Kini aku tak lagi tinggal bersama kedua orang tuaku. Ada rasa bahagia dalam hatiku karna telah tinggal bersamanya.

Dia berjanji akan memberiku pekerjaan sebagai seorang bidan. Janjinya adalah itu tapi hingga saat ini aku belum bekerja. Ia tak mengizinkanku untuk bekerja.
Seiring berjalannya waktu pun aku di karunia oleh Tuhan seorang anak. Suamiku yang biasa ku panggil Mas Rizki kini begitu setia menjagaku. Ia tak mengizinkanku untuk melakukan pekerjaan apapun.

Setelah sembilan bulan, hari yang kami tunggu pun tiba. Seorang bayi yang kami beri nama Fira Ramdhani. Ia begitu cantik sama seperti ibunya. Keluargaku pun terasa begitu lengkap. Aku dan Mas Rizki benar benar merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu dan ayah dan kini keluarga kami begitu lengkap.

Ini lah keluarga yang sesungguhnya. Ayah yang bijaksana menjadi kepala keluarga dan ibu yang penyayang menjadi bidadari bagi keluarganya. Anak adalah titipan Tuhan yang di jaga dengan baik, agar tumbuh dan berkembang dengan sempurna.
Seiring berjalannya waktu pertengkaran datang menghampiriku dan Mas Rizki. Entah karna keegoisannya atau karna diriku yang tak tidak mengertinya.

Empat tahun lamanya baru hari ini Mas Rizki bermain tangan denganku. Hanya karna hal spele ia memarahi dan menampar pipiku.
Belakangan ini ia sering pulang malam dengan bau alkohol di mulutnya. Mungkin saja ia bermain dengan wanita lain. Tapi aku sebagai istri yang sholeha membuang jauh jauh fikiran negatif itu. Dan hal yang ku takutkan memang tejadi. Piring dan vas bunga yang berkeping keping hancur menjadi sasaran kemarahan mas Rizki.

Fira yang baru berusia 5 tahun menjadi korban pertengkaran kami. Mas ku memang sudah berubah. ia tak lagi mencintaiku dan juga Fira. Ia sudah tak lagi menajaga keluarganya dengan baik. Apakah ni takdirku? Tapi aku selalu percaya rencana Tuhan selalu yang terbaik untukku. Aku mengajak Fira ke rumah ibu, ia terus menangis karna pukulan ayahnya. Dan di pipiku sudah lembam karena tamparannya.

Selalu seperti ini, ia pulang dengan keadaan mabuk dan marah marah karna kalah bermain judi. Aku yang selalu setia menunggunya menjadi sasaran kemarahannya. Sudah satu tahun aku bertahan seperti ini dan hari ini aku memutuskan untuk meninggalkan Mas Rizki.
Aku snaggup menjaga Fira, meski ia tak memiliki seorang ayah disampingnya. Tapi aku akan selalu menjadi seorang ibu dan juga ayah untuknya.

Tuhan ku tau semua cobaan darimu adalah jalan menuju kebahagiaan untukku. Setiap butir air mata akan kau ganti dengan kebahagiaan yang tak terbayarkan, ,meski kini aku seorang Single Mom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar