Tidak terasa bulan ramadhan sebentar lagi tiba. Mungkin suasananya akan tetap sama. Menunggu azand maghrib tiba, ngabuburit ke sana ke mari, berbuka puasa bersama keluarga, menjalankan sholat tarawih berjamaah setelah itu tadarusan, sahur di waktu pagi dan suasana subuh yang damai.
Tetapi mungkin bagiku semua tak lagi sama. Bulan ini aku tidak lagi membaca pesan ucapan selamat berbuka puasa untukku. Tidak ada lagi sapaan hangat ketika aku ingin sahur. Aku tidak perlu menelfonmu lagi untuk menyuruhmu sahur. Aku tidak akan pernah mendengar suara ngantukmu lagi ketika aku menyuruhmu bangun. Aku tidak lagi marah marah hanya karena kamu ingin membatalkan puasamu karna semalam kamu telat sahur. Dan kita tidak bisa lagi berbuka puasa bersama seperti dulu. Kamu ingat kejadian saat kita kehujanan sehabis berbuka puasa bersama? Ah itu kejadian yang sangat aku rindukan. Mungkin semua terasa berbeda. Tahun lalu kita menjalani puasa dengan manis. Tapi tahun ini aku harus menjalani semua sendiri. Tanpa kamu, tanpa kita dan mungkin aku akan bersama kenangan.
Bisa ku pastikan kamu sangat bahagia dengan kekasih barumu. Wanita yang selalu kau puja. Mungkin kamu sudah lupa dengan apa yang sudah ku sebutkan satu persatu. Tapi di sini aku tak pernah berhenti mengingat apa yang telah kita lakukan bersama.
Seharusnya aku sudah tidak lagi mengenang hal ini. Kamu bukan seseorang yang patut di kenang. Tapi aku tak pernah punya alasan kenapa hingga saat ini aku tak bisa melupakanmu. Perpisahan kita sudah cukup lama dan mungkin kalau kita tidak berpisah usia hubungan kita sudah Satu tahun enam bulan. Tapi semua sudah berakhir sejak bulan september lalu. Kita memutuskan untuk perpisah hanya karna kita sudah tidak bisa lagi saling mencintai.
Kalau di fikir lagi untuk apa aku mengingat semua? Mungkin aku gadis bodoh yang masih mengharapkanmu. Tanpa berfikir panjang air mataku selalu jatuh ketika mengingat tentangmu.
Tapi ini lah bentuk kesetiaanku. Meskipun kau sudah berjalan jauh dariku. Aku di sini masih menunggu kepulanganmu. Entah lah sampai kapan karena menunggu tak pernah punya kepastian untuk sebuah kedatangan.
Untukmu mantan kekasihku, kamu begitu hebat. Hebat karena hingga saat ini kamu masih berada di dalam hatiku. Sudah sembilan bulan aku menunggu. Aku tidak pernah tahu apa yang membuatku terus yakin kepadamu.
Waktu yang telah ku sebutkan bukan hal yang sebentar. Bukan juga hal yang mudah. Seharusnya aku sudah bersama lelaki lain yang datang padaku menawarkan cintanya. Tapi aku tidak pernah memberi sebuah tempat untuk mereka. Karena hatiku sudah milikmu seutuhnya. Begitu sulit meyakinkan diriku bahwa kamu telah pergi.
Aku hanya bisa tersenyum kecut setiap kali mengingat tentangmu. Biarlah tahun ini aku tanpa mu. Mungkin rasanya terlalu berat tapi aku harus percaya ini lah kenyataanya bahwa kamu memang sudah pergi.
Selamat menjalankan ibadah puasa untukmu yang tidak pernah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar