Sudah hampir 1 bulan aku di rumah sakit.
Aku ingin pulang, aku bosan dengan suasana rumah sakit. Aku sangat merindukan
rumah, sekolah, main dengan teman teman. Tapi aku tidak ingin mengingat Rendi
dan Fitri yang telah mengkhianatiku. Setiap kali aku mengingat itu kepala ku
semakin terasa sakit yang tak bisa ku tahan.
Hari ini dokter mengizinkan ku untuk pulang.
Dan aku harus menjaga kondisi badanku. Aku senang bisa pulang tapi penyakit
yang aku rasakan kenapa tidak hilang. Semua menyambut kedatanganku di rumah.
Ayah dan mamah membuat acara syukuran. Semua teman temanku, teman orang tuaku,
guruku semua yang mengenalku datang ke acaraku. Aku sangat bahagia dengan
semuanya.
Kenapa selalu ada Fitri dan Rendi. Aku sudah
tidak ingin melihat mereka. Putri pun sudah tidak ada kabar lagi.
“Hei, Cha?” Rendi datang dan duduk
disampingku
“Ngapain kamu di sini?”
“Emang
aku gak boleh di sini ya?”
“Meningan kamu pergi
nanti pacar kamu ngeliat”
“Aku sudah tidak bersama Fitri”
“Kenapa? Karna aku
sakit?”
“Tidak, mungkin kami tidak cocok”
Aku tidak mengerti dengan mereka. Kenapa
mereka berpisah. Apa karena aku sakit dan mereka Iba denganku. Rasa sakit yang
dulu mereka pernah perbuat denganku itu tidak mungkin bisa aku lupakan walaupun
aku sudah memaafkan mereka.
Hari ini aku kembali sekolah seperti
biasa. Aku senang bisa menjalani aktifitas seperti dulu. Tapi terkadang
kepalaku sangat terasa sakit. Aku tidak tau sampai kapan aku seperti ini.
merasakan sakit yang tiba tiba muncul.
Hari ini aku ingin ke toko buku untuk membeli
novel. Karena novel yang sudah ku beli sudah selesai ku baca. Aku tidak ingin
di antar ka Rani. Entah kenapa aku ingin pergi sendiri. Mungkin karena aku
merasakan sudah sembuh. Saat aku ingin pulang di jalan penglihatanku seperti
menjadi ganda, kepalaku terasa sangat sakit dan aku kehilangan keseimbangan.
Seperti yang ku rasakan dulu saat bersama ka Rani tapi ini lebih sakit. Jalan
ku pun tidak tentu arah.
Aku tidak tau apa yang terjadi
denganku. Saat aku sadar dan membuka mataku, melihat sekelilingku dan ternyata
aku sudah berada di kamar ku.
“Cha kamu sudah siuman?”
“Cha kamu gak apa apa kan” ternyata di
sampingku sudah ada Fauzi
“Aku di mana, mamah sama ka Rani mana?”
“Kamu di rumah Cha, Ka
Rani kan belom pulang seolah. Mamah kamu lagi bikinin makan buat kamu”
“Kamu kenapa di sini?”
“Aku tadi ngeliat kamu
pingsan di jalan Cha, kalo kamu belom sembuh total jangan keluar dulu nanti
kalo kenapa kenapa gimana? Aku juga yang khawatir”
“Ihh kenapa kamu yang khawatir haha”
“Hehehe”
Kenapa Fauzi yang berasamaku.
Kenapa Fauzi yang di sampingku saat aku terjatuh sakit. Fauzi sahabatku yang
sudah menghilang entah kemana. Aku tidak tau kemana dia pergi. Dia hanya
menghilang tidak ada kabar. Dan saat ini dia hadir kembali bersamaku.
“Chaca kamu gapapa sayang”
“Mamah”
“Kamu baik baik aja kan”
“Iya mah, Chaca baik
baik aja ko”
“Makasih ya nak Fauzi, sudah menolong Chaca”
“Iya tante sama sama”
“Sebenarnya apa yang terjadi”
“Aku tadi ngeliat Chaca
pingsan di deket Gramedia”
“Ya Allah Chaca kenapa bisa seperti ini?”
Tiba tiba kepalaku semakin terasa sakit.
Aku tidak tau apa yang aku rasakan. Semua terasa gelap. Apa ini akhir dari
hidupku. Ya Allah tolong aku. Ini benar benar sakit. Kenapa semua terjadi
kepadaku. Aku lelah dengan semuanya.
Ya Allah, berikanlah aku kesembuhan. Aku
ingin seperti mereka yang baik baik saja. Aku sangat membutuhkanMu.
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar