Sabtu, 06 Juni 2015

Alone

Apa kamu pernah merasakan kesendirian? Di saat orang orang yang kamu sayangi pergi meninggalkanmu? Saat mereka yang kamu relakan bahagia pergi menjauhimu?
Pacar yang kamu cintai memilih pergi bersama yang lain.
Sahabat yang selalu bersamamu memilih bersama sahabat barunya.
Ayah dan mamah yang kamu banggakan memilih berpisah karena keadaan.
Seperti hidup tanpa air rasanya ada di posisi seperti ini. Kemana mereka? Apa memang sudah waktunya seperti ini?
Memang pepatah pernah berkata di setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Cepat atau lambat semua orang akan merasakannya.

Tetapi bukan kah karena adanya cinta suatu kebersamaan akan terjadi? Tapi aku, Elya Nindia tidak percaya adanya cinta.
Cinta yang seharusnya membahagiakan tapi yang ku rasakan adalah air mata. Bukan air mata kebahagiaan tapi air mata kesedihan.
Bukan kah persahabatan terjalin karena adanya suatu cinta? Bukan kah pernikahan terjadi karena adanya suatu cinta?
Tapi seiring berjalannya waktu cinta yang ku rasakan berubah secepat waktu.
Pengkhianat yang terus terjadi berkali kali membuatku tidak percaya adanya cinta.

Kini aku sendiri tanpa mamah, tanpa papah dan tanpa seorang sahabat bahkan teman. Aku tidak percaya lagi dengan kata persahabatan. Mereka yang mengkhianatku membuatku tidak percaya artinya sahabat. Pacaran yang membuatku trauma karena sakit hati tidak percaya akan adanya kesetiaan.
Semua berjalan begitu saja. Tapi aku percaya Allah Swt tidak pernah berhenti menemaniku sepanjang hari. Dia selalu bersamaku menjagaku dan memeluk erat tubuhku. Karena aku percaya Allah tidak akan membiarkan makhlukNya menangis.
Jika cinta adalah jalan menuju kebahagiaan maka tidak akan pernah ada kesedihan.
Tetapi kini aku mengerti  karena cinta Allah telah mengajariku  banyak hal. Mengajariku bagaimana caranya menangis,merelakan dan mengikhlaskan sesuatu yang kita cintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar