Jumat, 05 Juni 2015

3 Desember♡

Setiap kali aku melihat tentang yang mengenai dirimu aku selalu teringat tentang kita. Dan air mata ku selalu jatuh karna merindu.
Setiap kali melihat fotomu, mendengar namamu, mendengar namamu aku selalu ingin kau berada di sini. Aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau telah pergi sejak satu tahun lalu. Bahwa kau tak lagi di sisiku. Tapi hatiku selalu menolak kepergianmu.
Malam ini 22.28 aku merindukanmu. Dan tepat sekali hari ini adalah hari jadi kita untuk kesekian kalinya. Tadi sore kamu mengingatkan ku. Padahal aku sudah susah payah melupakannya. Jujur saja aku sangat bahagia ketika kau mengucapkan hari jadi kita.

Bagaimana kabar mu? Sudah lama aku tidak melihatmu lagi. Mendengar suara mu yang khas. Mendengar bicara betawimu yang selalu membuatku tertawa. Aku rindu itu bang, ketika kita duduk bersama di atas motormu. Ketika abang memberi setangkai bunga di setiap tanggal jadi kita. Menelfon ku hanya untuk mencari tahu kabarku. Selalu marah padaku ketika aku dekat dengan lelaki lain.
Abang selalu bilang padaku kalu abang akan selalu menyayangiku. Dan akan selalu bersamaku.
Mimpi mimpi yang kita bangun bersama seakan hilang begitu saja. Kau pernah bilang dunia ini hanya milik kita berdua saat kau sedang merayuku.
Abang masih ingat kalau setiap hari jadi, kita selalu makan nasi padang dan sop buah bersama? Kita selalu merayakan hari jadi kita tanpa sengaja dan selalu meninggalkan kesan yang hingga saat ini tak bisa ku lupakan.

Bang aku sangat merindukanmu. Entah sampai kapan aku harus seperti ini. Menangis setiap kali aku merindukanmu. Membuka luka lama setiap kali aku melihatmu.
Bang meski perpisahan kita sudah lama tapi yang kurasakan kita baru berpisah sejak dua hari yang lalu. Kau pemilik hati ini bang.
Meskipun kau tidak membaca apa yang telah ku tulis. Meskipun abang tidak pernah tau apa yang ku rasakan. Aku akan tetap di sini mencintaimu.
Aku tidak pernah tahu kapan aku berhenti menangis tanpamu. Kapan aku berhenti merindukanmu dan kapan aku berhenti mencintaimu.
Kembali lah bang padaku. Aku tak pernah peduli seberapa banyak luka yang telah kau gores.
Karena itu tidak akan mengurangi rasa sayang ini pada abang.
Maafkan aku yang hingga saat ini belum bisa melupakan mu, melupakan kenangan, melupakan kita. Pulang lah pada hati ini bang. Karna ku yakin aku lah tempat mu pulang dan wanita yang saat ini bersama mu ia hanya tempat persinggahan untukmu. Tapi aku, aku adalah tempatmu menetap bang. Kembali lah bang

3 Desember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar